Kala kau membuka tanganmu
Dan menaruhku di atasnya
Aku bukanlah botol plastik,
yang hanya berisi kekosongan
Aku bukanlah kerikil tajam
yang berserakan tak beraturan
Aku adalah pasir pantai
yang mengisi tiap lekuk jarimu
Aku berdiam di sana,
mempercayakan semua padamu
Kala kau mengenggamku terlalu erat
Aku bukanlah botol plastik
yang remuk tak berdaya
Aku bukanlah kerikil tajam
yang akan melukai dan menusuk
Aku adalah pasir pantai
yang akan menyeruak keluar
Kala kau kembali membuka tanganmu
Sebagian diriku telah hilang,
kepercayaanku
Entah dihembus angin sepoi
entah disapu ombak berderai
entah bercampur dengan butiran di pantai
Dan tidak,
kau tidak akan menemukanku lagi
1 month ago
8 comments:
bagus loh... :D jadi terharu, kok kamu bisa juga yah jadi filosofis:D
Mengharu biru ..
Keren banget kata2nya Hans ..
Lagi marahan ya??
suka bikin puisi tha?
Hans.. dikau memang seorang penyair yang handal..
dah dapet warisan ilmu dari chairil anwar & nicholas saputra ya..(lha?!)
haruskah aku berlari ke pantai baru k hutan untuk menyelamatkan sang pasir pantai dari ombakan laut yang menggebu.. wakakakakak.. (lha kok g jadi berpuisi jg ya.. )
iiiuucchhh...
keren banget puisinya hans
suka banget :)
@devita : hehehhe... makasih... ga filsuf kok, cuma pernah dgr ttg pasir dalam genggam tangan... ini cm tambah2in sana sini...
@auntie jude : hihih... kok haru sih? ini kan tegar... hohoho... makasi auntie..
@rita : marahan ma sapa? lam kenal btw... thx dah mampir..
@elmo : lha, ke mana aja??? kan sering posting puisi...
@handy :hehehe... berlebihan deh mus... biasa aja kali, masi amatiran... ayo2 bikin puisi juga!!!
@tha : seneng d, tha suka... makasih ya...
tulis lagi. kamren salah ketik. wekeke.
Hayo ya... dah gede kok main pasir.
ayo cuci!
Post a Comment