Monday, December 15, 2008

Sea Side Dusk

Sesekali air laut menerpa kakiku yang hampir setengahnya terkubur pasir pantai. Debur ombak dan teriak riang orang-orang di sekelilingku tak mampu mengusir sepi yang kurasa. Aku terduduk diam, memandang cakrawala di kejauhan.

Perlahan kulihat mentari yang bersinar temaram mendekati horizon di ujung samudera. Indah, sungguh indah. Kicau burung yang riuh rendah menambah alunan harmoni merdu alam senja ini. Namun tetap kurasakan sepi tak bernada.


Sengaja kutinggalkan ponsel di penginapan, karena kutahu, jika kubawa ia serta, aku tak akan kuasa menahan keinginanku untuk bergumul dengannya, menulis beribu deskripsi tentang alam yang sekarang kusaksikan, dan mengirimkannya padamu, hanya untuk menghilangkan sedikit sepi di hati.

Aku menyadari, cepat atau lambat, aku harus menghadapi kesepian ini. Tanpamu di sini. Kini, aku hanya bisa bersyukur, kita bisa menyaksikan matahari tenggelam bersama sama, walau tanpa saling menggenggam tangan.

6 comments:

Anonymous said...

sepi karena ndak ada aku ya cuntik???

Anonymous said...

tenang hans.. yang penting jauh di mata dekat di hati toh,hehe..

Anonymous said...

romantisssss............

Judith said...

Liat fotonya keren banget! Alam yang ramah hans, anggaplah tombo sepi :)

Anonymous said...

@cuntik : ho? mungkin ya?

@handy : loh ni ngomongin siapa?

@devita : iya tah? hehehehehe... thx...

@auntie jude: yep, it's beautiful...

Anonymous said...

apik fotoe :D