Monday, January 26, 2009
Friday, January 23, 2009
Furious
Kemarahan demi kemarahan silih berganti memenuhi otakku. Marah karena ketidakbecusan. Marah karena ketidakadilan. Marah karena ketidak-konsisten-an. Marah ketika aku hanya bisa mengangguk dan tertawa terpaksa saat dia tertawa, seakan semua itu lucu.
Apa pun yang aku katakan tak pernah bisa mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya. Sebesar apa pun aku berjuang, aku kalah karena otoritas. Wewenang yang tidak pada tempatnya, gembor kekuasaan yang semena-mena. Entah mengapa, kepalsuan yang sungguh kentara, tertutup oleh paradigma kekuatan. Tak berhenti aku berdecak, bukan kagum, namun getir.
Aku tertunduk, pasrah ketika kekuasaan berbicara. Aku tak punya kekuatan selain keberanian dan keyakinan pada apa yang kuyakini benar adanya. Namun bergerak pun aku tak sanggup, karena tangan dan kakiku terikat pada pancang pinalti.
Tapi aku yakin, suatu saat nanti, saat ikatan ini terlepas, keberanianku akan berbicara.
Ini adalah apa yang aku tulis sebelum pukul 11.27 pagi ini. Namun sekarang aku menyadari bahwa kekuatanNya lebih dari apa pun.
Flap more...
Snag ::: Maginificent Memoirs 3 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 11:03 AM
Wednesday, January 14, 2009
Morning Zephyr
Aku bangun kedinginan karena hujan pagi ini. Tak lama, sakit kepala yang kemarin menyerangku, mulai mendera kembali. Tak bersemangat aku bangun bersiap-siap. Kuraih ponselku dan kukirim pesan singkat ke nomormu.
Masih dengan kondisi kepala yang tak bersahabat, aku melajukan mobilku di tengah hujan pagi ini. Pesanku terbalas dan aku tahu kau pun sedang dalam perjalanan. Otakku berputar sejenak dan aku memperkirakan kita dapat berpapasan. Sambil berkendara, sesekali kutolehkan kepalaku ke sebelah kanan, mencari-carimu.
Harapanku hampir sirna ketika aku telah mencapai ujung jalan dan aku harus berputar arah. Kutolehkan kepalaku untuk yang terakhir kali dan di sanalah kamu. Bergegas kutulis pesan singkat, namun pesanmu telah masuk lebih dulu.
"Kamu baru masuk tol ya?" 08.48 am.
Aku tersenyum gila. Lucu. Aneh. Tapi pertemuan singkat, sepersekian detik, itu pun tanpa saling melihat karena tertutup gelapnya kaca mobil, terpisah oleh pagar jalan tol dan jalanan lebih dari 10 meter, mampu menjentikkan semangat di bahuku.
Flap more...
Snag ::: Maginificent Memoirs 7 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 9:33 AM
Thursday, January 8, 2009
Compare These
Not much to talk about coz I was so speechless when I saw this. I dunno what to say.
What is the first thing comes to your mind when you see the video clip of Demi Cinta by Kerispatih.
If you ask me, I will give you Michael Guang Liang's Dong Hua.
Feel free to share what you think, coz I dunno what to say.
Flap more...
Snag ::: Regular Roars 7 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 8:40 PM
Tuesday, January 6, 2009
Australia
Another movie review neh. Salah satu film yang bagus keluaran tahun 2008. Cara bercerita nya bagus. Kisahnya apik. Pemandangannya mempesona. Yang maen juga TOP. Walau durasinya cukup lama, film Baz Luhrmann ini sama sekali ga terasa membosankan.
An English aristocrat (Kidman) travels to the faraway continent where she meets a rough hewn local (Jackman) and reluctantly agrees to join forces with him to save the land she inherited. Together they embark upon a transforming journey across hundreds of miles of the wolrd's most beautiful yet unforgiving terrain, only to still face the bombing of the city of Darwin by the Japanese forces that attacked Pearl Harbor.
Buat yang suka drama, ditambah action di sana sini, film ini bagus. G sih suka, karena ceritanya juga ga berlebihan, ga banyak ngomong, tapi bisa dibaca dari setiap act yang dilakuin pemerannya. Bisa dibilang sekelas Pearl Harbor, lagipula setting waktunya juga hampir sama.
Lagu di akhir cerita juga bagus. Judulnya By The Boab Tree, dinyanyiin ma Ophelia of The Spirits. Berikut liriknya:
Sing and I will hear you
No matter where you are
A song to light the darkest night
And guide me from afar
And I will never be alone
Now I know you’re somewhere
You’re everywhere to me
You’re the colour in the sky
A reason to believe
And when the rain falls down
You tell a story
And I will hear you
Always near you
By the boab tree
Lay your arms around me
Like the falling rain
Let the feeling drown me
And life begins again
And I will never be afraid
Now I know you’re somewhere
You’re everywhere to me
The warming of the sun upon
The earth beneath my feet
And when the rain falls down
You tell a story
And I will hear you
Always near you
By the boab tree
Oh you are somewhere
You’re everywhere to me
You’re the colour in the sky
And you’re the earth beneath my feet
And when the rain falls down
You tell a story
And I will hear you
Always near you
By the boab tree
Flap more...
Snag ::: Lingering Lyrics, Screen Shouts 3 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 4:14 PM
Monday, January 5, 2009
Sunset to Sunrise
31 Desember 08, 18.10, g jalan pulang dr kantor. Malem taon baru euy, dan g masih dengan 'rajin' masuk kantor. Jalanan lengang sore itu. Setelah nurunin Bernie di Kebon Jeruk, g pulang, buat mandi dan jemput Mia di rumah.
Pake mobil Mia, g meluncur ke Eastern Permata Hijau. Jam 7.40 g nyampe di Permata Hijau dan ngeliat Lia and keluarganya baru juga nyampe. Jerry, Fellys, Primus, Ruwi dan Ahau sudah tiba duluan di sana.
Makan All-You-Can-Eat Ala Carte nya Eastern bikin eneg. Soale pesen banyak dan kekenyangan. Wakakak... Jam 9.30an baru kelar, trus mo lanjut pergi. Tapi belum tau juga mo ke mana. Ke rumah Lia, pulangin mobil dia, secara nyokap n nci-nya Lia ga ikutan, so Lia bisa ikut mobil Jerry. Akhirnya diputuskan ke La Piazza. Setelah berdebat sebentar mo lewat mana, diputuskanlah untuk lewat tol dalam kota, ga kebayang deh macetnya kayak apa, karena udah jam 10.30 pm.
Dan bener deh, di tol, kami mulai menggeliat macet di sekitar tol Ancol. Ga nyangka, orang2 pada markir mobil di jalan tol. Bahkan di depan Ancol, parkiran sudah menjadi 2 jalur, sehingga yang bisa buat jalan hanya 1 jalur paling kanan. Buset dah. Untungnya lumayan dihibur dengan kembang api yang terlalu awal. Heran juga, belum jam 12 kok uda pada ngembang api.
Oya Ricky and Fenny bergabung juga pas kita lagi macet2an di jalan Tol. Lumayan lama di jalan Tol, dan baru nyampe Boulevard Kelapa Gading jam 11.50. Itu pun di depan MKG 3 uda macet banget. Mobil g ma mobil Ricky yang tadinya ada di lajur paling kanan, motong jalan supaya bisa masuk parkiran MKG1. Udah mikir ga mgkn keburu liat kembang api, tapi ya udahlah, mo jalan terus juga ga mgkn. Pas masuk, langsung dapet parkir 3 biji buat Karimun, Avanza dan City. Pas parkir, uda jam 11.59. Kita lari2 deh ke La Piazza. Nyampe di La Piazza lagi count down.
And... "Happy New Year!!" kembang api mulai berloncatan, nari2 dan meledak. Lumayan lama, sekitar 10 menitan, kita disuguhin kembang api yang ga brenti2. Mayan pegel juga leher mendongak, belum lagi g megang kamera, berusaha mengabadikan percikan2 api. Sayang, g ga bawa tripod, jadi hasilnya juga ga bagus d.
Pas kembang api selesai, baru kerasa panasnya. Saking banyak orang di sana, jadi serasa kurang oksigen *lebay. Tadinya mo cari Starbucks, tapi karena penuh dan panas, kita ke Chatterbox cuma beli ice tea yang free flow. Ga pengen makan, karena masi kenyang. Nongkrong di Chatterbox ampe jam 2an, itu juga karena uda sepi.
Abis itu, kami, kecuali Ricky dan Fenny yang pulang, lanjut ke MC Donald. Tadinya mo ke McD Kemang, tapi ga jadi karena ngeliat ada McD juga di Gading yang buka 24 jam. Di situ cuma beli kentang n lemon tea trus maen Saboteur ampe jam 4 pagi.
Jerry mo ngeliat sunrise, so kita jalan ke PIK. Perumahan Golf apa gitu, ada danau buatan, yang kata Jerry, kita bisa ngeliat sunrise di sana. Tapi setelah nyampe sana, yang jalan nya pun jauuuuh, matahari nya ketutup awan. Hux hux...
After having breakfast, which is Mie Medan di Pluit, kita pulang. Dan itu sudah jam 7.30 pagi, muka kita uda pada pucet kayak The Cullens. Wakakak...
Flap more...
Snag ::: Regular Roars 4 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 12:43 PM
Love Does Hurt, But...
"Kamu sayang ma orang lain aja yah.... Aku takut nyakitin kamu nantinya."
Aku pernah mendengar seorang bijak berkata "ketika kamu mencintai seseorang, secara otomatis kamu juga telah memberikan hak padanya untuk menyakitimu". Aku sungguh mengerti akan hal ini. Bahkan ketika ku memutuskan untuk mencintaimu, yah, bagiku cinta adalah keputusan, bukan semata perasaan yang mengebu-gebu, aku tahu suatu saat nanti, entah kapan dan di mana, aku akan sakit oleh karenamu.
Tapi apakah aku berhenti mencintaimu karenanya? Sekali pun tidak. Di sini aku, yang mencoba mengerti sepenuhnya akan arti cinta, tak akan mundur dari cinta yang kumiliki. Tidak ada seorang pun yang bisa berjanji untuk tidak menyakiti orang lain.
Biarlah kurasakan cinta ini, betapa pun pedihnya nanti. Namun setidaknya aku pernah merasakan cinta. Sungguh, aku hanya ingin kau merasakan berjuta bahagia. Dan jika bahagiamu bukan bersamaku, aku akan merelakanmu. Tapi jangan pernah minta aku untuk berhenti mencintaimu.
Flap more...
Snag ::: Maginificent Memoirs 11 Bite(s)
Scratched by Anonymous on 12:30 PM