Thursday, August 21, 2008

Talent Contest

Akhirnya, g angkat juga topik ini. Yah, setelah baca artikel di sana sini, banyak yang mengungkapkan kekesalan atau pun kritikan tentang Indonesian Talent Contest dan juga kontestannya, dan sayangnya banyak di antaranya yang bernada menjelek-jelekkan.

Kita, sebagai penikmat, tentu saja memiliki opini yang berbeda. G hanya mencoba bersikap netral, mencoba melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda (mungkin). Sebelumnya maaf, kalo pun gak sesuai ataupun salah.

Pada tulisan ini g ambil contoh Indonesian Idol aja lah ya, soalnya g lumayan mengikuti, walaupun ga tiap minggunya g nonton. Para kontestan, bertahan atau gagal sejak awal audisi sampai akhirnya menang karena penilaian orang lain, baik itu juri atapun kita sebagai voter.

Memang, tidak dari awal kita bisa ikut memilih mereka. Hanya juri2 yang diberi hak untuk menentukan mereka yang akan lolos ke 24 besar. G yakin untuk menentukan ke-24 besar ini, ga gampang. Mungkin saja para juri juga memiliki sentimen pribadi dalam memilih mereka. Tapi toh, mereka lah yang punya hak untuk itu. 1 atau 2 kandidat yang mungkin kita anggap tidak layak namun akhirnya lolos atau sebaliknya, selayaknyalah ada, karena sekali lagi, penilaian masing2 orang berbeda.

Pada step selanjutnya kita bisa vote mereka yang kita anggap layak lolos ke babak selanjutnya. Tapi toh, masih ada juga ketidaksesuaian.

Setelah masuk ke 12 besar, ketegangan makin tinggi tiap minggunya. Kekecewaan akan muncul apabila idola kita harus keluar, atau kontestan yang tidak kita sukai malah masuk ke babak selanjutnya.

Sayangnya, ada beberapa di antara kita yang menanggapi kekecewaan ini dengan menjelek-jelekan kontestan yang bukan pilihannya. Kepada mereka, g pengen nanya, apakah kontestan tersebut ikut andil dalam lolos tidaknya mereka ke babak selanjutnya ataupun akhirnya menjadi pemenang, selain berusaha menampilkan yang terbaik dari kemampuan yang mereka miliki? Lolos tidaknya mereka bergantung pada sms yang masuk (dengan asumsi tidak ada konspirasi di balik itu). Mungkin suara mereka ga bagus, mungkin juga tampang mereka kampungan, tapi apakah salah mereka jikalau akhirnya mereka yang lolos atau menang?

Yang suka menjelek2an juri, karena komentarnya yang aneh, ga nyambung atau timpang, posisikan diri Anda sebagai juri. Apakah Anda akan memberikan komentar yang sesuai dengan pikiran Anda, atau berusaha sama dengan para voters? Terlepas dari sentimen pribadi dan kekurangnyambungan para juri, para juri tidak mempunyai hak dalam pemilihan kontestan yang akan lolos atau menang. Jikalau juri memberikan komentar yang salah, sehingga memberikan pengaruh yang salah pula kepada kita para voters, tetap saja kita tidak bisa menyalahkan para juri karena itu lah penilaian mereka. Baik diingat bahwa pendapat dan opini tiap orang berbeda-beda. Mampu atau layakkah kita mengatur opini orang lain?

Kepada mereka yang menganggap pembuat acara ini ga becus. Pikirkan kenapa pembuat acara menjual tangis, rasa iba dan kasihan? Karena kita, para penikmat, para voters -setidaknya sebagian dari kita- menyukai atau merespon hal itu. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan acara itu sampai saat ini. Kalaupun kualitas ajangnya menurun dari tahun ke tahun, tapi toh ratingnya masih menguntungkan buat mereka.

Why do we act reactive instead of proactive?

Jika kita menginginkan idola kita yang menang, vote-lah sebanyak-banyaknya. Kalau memang ternyata tak sesuai dengan yang kita harapkan, bolehlah kecewa, namun alangkah baiknya kalau kita tidak menjadi reaktif terhadap hasilnya, apalagi menyalahkan kontestannya. Kita bukanlah voter satu2nya, dan mungkin kontestan yang lolos adalah mereka yang paling banyak diidolakan a.k.a di-vote.

Jika kita tidak suka acara ini,akan lebih baik jika kita tidak tonton acaranya dan tidak mencelanya habis2an. Akibatnya selain kita juga dicerca oleh orang2 yang tidak sependapat dengan kita, acara ini tetap mendapat rating yang tinggi. Beda halnya kalau kita tidak menonton acara ini, kemungkinan ratingnya bakal turun.

So, its your choice!

12 comments:

Anonymous said...

setuju bgt hans..
yang penting kita hrs menjunjung tinggi spotifitas..

Anonymous said...

Wow, dapat dirasakan rasa kesal dalam setiap kata yang Hans tulis. But, Why so serious?

Anonymous said...

waaaaaaaaaaaa!!setuju banget hans!!*bow bow bow :D
beneran..ada aja yang cela habis2an,kalo ikutan yang di forum indonesian idol itu..walah..kurasa berlebian banget tu reaksinya.q sampe heran.berlebian banget gitu looo.sapapun yang menang,ya wes to.q sampe mikir,ni orang yang cela cela sebagus apa si suaranya?hehehehe..terkesan sombong banget.bisa cela orang,coba deh kalo nyanyi..bagusan mana si?wkwkwkwkwk
*weee..panjang banget yak..hohoho

Ika Devita Susanti said...

setujuuuu!!!! makanya kadang icha males dan ga nonton. karena kapan hari nonton and kecewa and melayangkan email, eh ternyata alamat emailnya ga bisa dipake. boong besar.. huhh!!

Pitshu said...

uneg2 yah ?! hahahaha

Tha..^^ said...

iyah.. paling males kalo udah kontes2 gitu trus mereka "jualan" kisah hidup. Biar dikasihanin

jadinya kebanyakan yang menang karena rasa iba, bukan atas dasar talenta yantg dimiliki
huwwww payah mah pokoke

Anonymous said...

@handy : yupe, termasuk di dalamnya menghargai orang laen...

@beib : gak kesel kok. cm sedih aja baca tulisan insan2 yang ngakunya berbudaya tapi menjelek2an...

@elmo : he3. jangan emosi hayo... iya sih, andai saja bisa saling ngehargai...

@icha : iyah. tindakan seperti icha lah, yang seharunya dilakukan...

@pitshu : gak kok, hanya ungkapan kesedihan.. hihih...

@tha : nah, kalo gitu siapa yang salah? emang ada yang menyuruh kita 'membeli' apa yang mereka 'jual'? Seberapa pun hebatnya promosi penjual, yang memutuskan adalah si pembeli kan?

naki said...

gw daripada nyela2 mendingan ga nonton dehh , mualess oyyyy ...

oya .. kapan itu gw perna baca , katanya indonesia idol uda ga ditayangin lagi taon depan , wahh sayang juga yaaa ~~

tintabiru said...

ketik
Idol(spasi)Hans kirim ke 666

Suzan Ayu said...

masih untung ada yg mo "nampung" kreatifitas berkesenian, napa musti di cela sie,, sapa tau kedpannya ntr mereka malah jadi lebih baek..

i'm voe for elmo! eh salah,,, ni blogny hans ya?? OK, I'm vote for HANS!!!!

keprok..keprokk!!!

Anonymous said...

@naki : yup, tapi sayangnya ga semua org berpikir demikian... too bad, eh?

@tintabiru : biar jadi setan ya?

@ayu : iyah, ni hans loh... elmo kan di sebelah... hix...

Danie Cung Cung said...

acara apa sih, gue juga ga ngerti amat..

udah lah.. skrg tivi udah go to hell,,