Angin dingin malam itu menusuk ragaku. Kusandarkan tubuhku pada kursi kayu sambil kulepas pandanganku pada lampu-lampu kota di kejauhan. Bandung dan warganya seakan terdiam, terhanyut sepi dalam kungkungan gelap malam.
Lilin kecil di depanku berpijar, menari, mencoba memperindah suasana temaram saat itu, namun panasnya tak mampu meraihku. Kedua tangan yang terlipat tak bisa juga menghangatkanku. Bahkan segelas coklat panas yang kupesan tertelan oleh dinginnya udara malam.
Aku berpaling, memandangmu. Tampak kau juga bergumul dengan sang dingin. Ketika pandangan kita bertemu, kau berbisik 'Ya?'
Aku hendak berucap mengungkap yang kurasa, saat kurasakan bibirku bergeming, kaku. Aku hanya tersenyum berharap kau mengerti, dinginnya malam itu sirna, saat cahaya matamu melelehkan kebekuan hati ini.
2 years ago
No comments:
Post a Comment