Lambaian spanduk iklan yang tertiup angin kadang mengenai kepalaku. Kunikmati cahaya mentari pagi yang menyentuh kulitku. Di beranda rumahku, aku duduk memandang deretan bukit melintang membentuk horison.
Dingin, kugenggam segelas teh hangat dan sesekali kuhirup uapnya. Aku sungguh menikmati alam ini. Kudengar derak pintu di belakangku. Aku menoleh dan kulihat senyum kecil di wajahmu.
Aku kembali mengarahkan pandangan di kejauhan, bangkit dari kursi dan mulai berceloteh sambil menunjukkan hamparan hijau di bawah sana padamu. Kau mendekat dan melingkarkan kedua tanganmu di pinggangku. Aku terdiam, merasakan sensasi hangatmu. Kupejamkan mataku, mencoba menyatukan semua rasa yang diterima indraku.
Tak sebentar ku menikmati indahnya pagi ini. Saat kubuka kembali mataku, gelas yang tadi kupegang telah menjadi dingin. Kau sudah tak ada di sana. Barisan bukit hilang entah ke mana. Yang tertinggal hanyalah aku dan spanduk iklan yang tetap menerpa wajahku sesekali.
2 years ago
1 comment:
Spanduk biasane skg tebel-tebel.. nampar wajah lumayan juga tuh.. plak plok plak plok..
Post a Comment